"PELAJARAN PENTING DARI SUN ZTU"
1.
Kenalilah Musuh dan Kenalilah diri sendiri. Maka anda bisa berjuang dalam 100
pertempuran tanpa resiko kalah.
Kunci keberhasilan selalu berawal dari pemahaman
diri. Mengetahui siapa diri kita, apa tujuan hidup, apa yang menjadi kekuatan
dan kelemahan. Musuh dalam hal ini tak selalu berasal dari luar diri. Musuh
yang berasal dari dalam diri sendiri biasanya jauh lebih berbahaya dan lebih
sulit dikalahkan. Misalnya sikap sombong, malas, kebiasaan menunda-nunda, dan
kebiasaan buruk lainnya.
2.
Gunakanlah kekuatan normal untuk bertempur. Gunakan kekuatan luar biasa untuk
meraih kemenangan.
Bila anda ingin dilihat, tampillah menonjol.
Jangan hanya menjadi orang kebanyakan. Cari tahu Patokan standar yang berlaku,
dan berusahalah melebihinya. Lihat saja disekitar anda. Orang yang terpilih
untuk menduduki sebuah posisi biasanya karena dianggap memilliki kelebihan.
Misal lebih rajin, lebih cerdas, lebih cepat, lebih kuat.
3.
Kemungkinan meraih kemenangan terletak pada serangan. Umumnya ia yang menduduki
medan pertempurannya lebih dulu dan menantikan musuhnya.
Jadilah pribadi yang aktif, jangan duduk dan
menunggu. Sementara anda menunggu, “musuh” diluar sana bergerak, tamatlah anda.
Tak ada salahnya bersikap agresif atau menunjukan sikap ambisius sekalipun
(selagi tidak merugikan orang lain, kenapa tidak?). Jadilah pribadi yang penuh
inisiatif. Lemparkan ide-ide kreatif dalam rapat, terlibatlah dalam kegiatan
kantor. Jadilah bintang lapangan, jangan mau hanya duduk dibangku cadangan.
4.
Kecepatan adalah inti perang. Yang dihargai dalam perang adalah kemenangan yang
cepat diraih, bukan operasi berkepanjangan.
Bahkan 2500 tahun lalu ketika Sun Tzu mwngajarkan
teorinya, pentingnya menghargai waktu sudah ditekankan. Apalagi di masa ketika
setiap detik dinilai dengan rupiah. Untuk meraih keberhasilan, anda perlu
bergerak cepat. Gampangnya, bila atasan anda memerintahkan anda berjalan,
usahakan untuk berlari.
5.
Tujuan mereka hendaknya mengambil segala yang dikolong langit dalam kondisi
utuh lewat keunggulan strategi.
Untuk mencapai target apapun itu anda perlu
strategi. Buatlah perencanaan yang baik. Jangan hanya bergantung pada kebetulan
atau keberuntungan. Betul, tak selamanya rencana yang baik berakhir dengan
bahagia, tapi setidaknya itu membantu anda untuk berjalan di jalur yang tepat,
lebih fokus dan bersikap antisipatif. Untuk bisa merancang strategi yang tepat
anda perlu memiliki visi atau kemampuan untuk melihat inti persoalan dan
memiliki pandangan jauh ke depan. Ibarat kendaraan, visi ini akan mengantar
anda menuju harapan-harapan yang mungkin saja pada hari ini kedengaran
mustahil.
6.
Kejarlah rancangan-rancangan strategis anda untuk membuat musuh takjub, maka
anda bisa merebut kota-kota musuh dan menggulingkan Negara.
Sun Tsu mengisyaratkan pentingnya untuk bersikap
konsisten. Bila anda sudah menetapkan target dan menentukan strategi untuk
mencapainya, berusahalah konsisten. Jangan mudah dibelokkan. Fokuslah pada apa
yang menjadi target dan berupayalah terus sampai tercapai.
7.
Memenangkan pertempuran dan merebut lahan dan kota, tetapi gagal
mengonsolidasikan prestasi-prestasi. Ini sama saja dengan buang-buang waktu dan
sumber daya.
Sikap mudah puas seringkali menjadi pengganjal
keberhasilan. Baru mendapat sedikit pujian dari atasan, langsung terbang ke
langit ke tujuh dan lupa menapak bumi. Pernah dengar pepatah klasik yang bilang
mempertahankan lebih sulit ketimbang merebut? Atau doktrin militer yang
berbunyi “penyebab terbesar kekalahan adalah kemenangan“.
8.
Ketika serangan elang meremukkan tubuh mangsanya, itu adalah berkat waktunya.
Waktu adalah serupa dengan ditariknya pelatuk.
Pentingnya kepandaian membaca waktu dan situasi
kondisi. Peluang bisa datang kapan saja, maka jadilah orang yang mampu membaca
bahkan menciptakan peluang dan mengkoversikannya menjadi kemenangan.
9.
Komandan yang andal dalam perang meningkatkan pengaruh moral dan patuh kepada
hukum serta peraturan. Demikianlah ia berkuasa mengendalikan sukses.
Pengaruh moral di sini sering diasosiasikan
dengan integritas. Kesungguhan kerja seseorang bisa dilihat dari integritas
pribadi yang ditunjukkan dalam sikap bisa diandalkan, bisa dipercaya dan
motivasi untuk berprestasi. Entah sebagai atasan, maupun bawahan.
10.
Adalah urusan seorang jenderal untuk tidak banyak bicara, sehingga lebih dapat
menyimak.
Intinya, belajarlah menjadi pendengar yang baik.
Kalau jenderal saja yang merupakan pimpinan tertinggi perang disarankan untuk
lebih banyak mendengar ketimbang bicara, apalagi prajurit. Artinya, di posisi
atasan atau bawahan, anda memang purlu banyak menyimak. Semakin banyak
mendengar, makin banyak informasi yang bisa diserap.
11.
Meraih 100 kemenangan dalam 100 pertempuran bukanlah puncak keterampilan.
Menaklukkan musuh tanpa bertempurlah kesempurnaan tertinggi.
Pertempuran apapun yang anda hadapi, bersaing
dengan rekan sekerja untuk sebuah posisi, menghadapi persoalan dengan atasan,
apapun, cobalah bermain cantik. Hadapi musuh dengan cara elegan. Hindari
perbuatan curang, sikut – sikutan. Meminjam pepatah lama, tak perlu membakar
lumbung padi bila hendak mengusir tikus. Beli saja lem tikus di supermarket.
No comments:
Post a Comment